Amalan di Hari Tasyrik
Bismillah…
Di 10 Dzulhijjah, ada hari raya besar umat Islam di seluruh dunia, hari raya idul Adha atau disebut juga hari raya haji / qurban, karena bertepatan dengan prosesi ibadah yang sangat mulia, ibadah haji dan qurban.
Lalu tiga hari setelahnya, disebut sebagai hari tasyrik. Nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda,
يوم عرفة ويوم النحر وأيام التشريق عيدنا أهل الإسلام، وهي أيام أكل وشرب
Hari Arafah, hari raya qurban (idul Adha) dan hari-hari tasyrik adalah hari raya kita umat Islam. (HR. Nasa-i dan Tirmidzi).
Seorang muslim yang Islamnya baik, ia akan sangat peduli dengan kebugaran imannya. Kebugaran iman akan didapat, dengan mengisi waktu-waktu hidup kita dengan amal baik. Karena memang iman dan amal, adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bagusnya ibadah, akan menambah kualitas iman. Dan maksiat, akan mengurangi kebugaran iman.
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani –rahimahullah– mengatakan,
ونعتقد أن الإيمان قول باللسان ومعرفة بالجنان وعمل بالأركان، يزيد بالطاعة وينقص بالعصيان
Kita meyakini bahwa iman adalah ucapan di lisan, mengetahui (membenarkan) dengan hati dan beramal dengan anggota badan. Iman bertambah dengan mengamalkan ibadah dan berkurang karena sebab kemaksiatan.
(Lihat : As-Syaikh Abdul Qadir al Jailani Aaro-ahu wal I’toqodiyah was Shufiyah hal. 92)
Lantas apa saja amalan di hari Tasyrik yang kita sedang berada saat ini, yang dapat membugarkan iman kita?
Ternyata ada lho amalan-amalan prioritas di tiga hari tasyrik ini. Berikut pemaparannya :
Pertama, takbir mutlak dan muqayyad.
Takbiran di hari raya idul Fitri dan idul Adha, sudah biasa kita kenal. Namun ternyata masih boleh takbiran di tiga hari tasyrik ini. Itulah yang disebut sebagai takbir mutlak dan takbir muqayyad.
Takbir mutlak adalah takbir yang tidak terikat oleh waktu. Kapanpun kita dianjurkan bertakbir.
Takbir ini sudah dianjurkan sejak awal Dzulhijjah sampai akhir hari tasyrik, yaitu tanggal Maghrib tanggal 14 Dzulhijjah.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mere-ka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan (Ayyaam Al Ma’luumaat). (QS. Al-Hajj : 28).
Ayyaam Al Ma’luumaat atau hari-hari yang telah ditentukan pada ayat di atas maksudnya adalah : 10 hari pertama Dzulhijjah.
Takbir muqayyad, takbir yang terikat waktu, yaitu diucapkan setiap selesai sholat fardhu.
Takbir muqoyyad disunnahkan diucapkan sejak ba’da subuh di hari arafah, sampai akhir hari tasyrik.
Lafadz takbir bisa anda pelajari di : Takbiran Tidak Pernu Menunggu Idul Adha
Allah berfirman,
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ ۚ
Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya (Ayyaam Al Ma’duudaat). (QS. Al-Baqarah 203)
Ayyaam Al Ma’duudaat atau hari yang telah ditentukan jumlahnya maknanya : 3 hari tasyrik.
Imam Qurtubi rahimahullah menerangkan,
وقد روي عن ابن عباس أن المعلومات العشر، والمعدودات أيام التشريق, وهو قول الجمهور
Terdapat riwayat dari Ibnu Abbas bahwa Al Ma’luumat maknanya 10 hari pertama Dzulhijjah, dan Al Ma’duudaat maknanya hari tasyrik. Inilah tafsiran mayoritas ulama.
Maka dua ayat di atas adalah dalil disunnahkan memperbanyak dzikir, terutama takbiran sejak 10 hari pertama Dzulhijjah, hingga akhir hari tasyrik. Sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Umat bin Khattab Ali bin Abi Tholib dan beberapa sahabat lainnya.
(Lihat : Mukhtashar Khilafiyaat Al Baihaqi : 2/373-376).
Kedua, tidak puasa.
Ibadah tak selamanya berupa mengerjakan perintah. Adakalanya berupa meninggalkan larangan. Contohnya tidak melakukan puasa di hari Tasyrik.
Di lain hari-hari ini, puasa dianjurkan, bahkan diwajibkan seperti puasa bulan Ramadhan. Tapi untuk tiga hari ini, kita diharamkan puasa.
Dasarnya adalah sabda Nabi shalallahu alaihi wa salam,
أيام التشريق أيام أكل وشرب
Hari-hari tasyrik adalah hari makan, minum dan dzikir mengingat Allah. (HR. Muslim)
Hari makan dan minum maksudnya, hari tidak boleh puasa.
(Lihat penjelasan Syaikh Ibu Baz berikut : https://binbaz.org.sa/fatwas/16194/معنى-حديث-ايام-التشريق-ايام-اكل-وشرب-وذكر-لله-تعالى)
Namun ada orang-orang yang boleh puasa di hari tasyrik. Yaitu jamaah haji yang berhaji tamatu’, kemudian dia tidak menyembelih hadyu (kambing).
Allah berfirman :
فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ
Tetapi jika dia tidak mendapatkan hadyu, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari). (QS. Al Baqarah : 196).
Ibunda Aisyah dan Umar bin Khattab Radhiyallahuma berkata :
لم يرخص في أيام التشريق أن يصمن إلا لمن لم يجد الهدي
Nabi tidak membolehkan puasa di hari-hari Tasyrik kecuali jama’ah haji (tamatu’) yang tidak menyembelih hadyu. (HR. Bukhari).
Ketiga, menyembelih hewan qurban.
Ternyata masih boleh nyembelih kurban di 3 hari tasyrik ini. Jadi untuk tempat-tempat yang stok kurbannya banyak, tidak mungkin ditangani satu hari pada hari raya Idul Adha, kurban bisa dicicil di 3 hari tasyrik ini.
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu menegaskan,
أيام النحر : يوم النحر ، وثلاثة أيام بعده
Hari penyembelihan kurban adalah : hari raya dan tiga hari setelahnya (hari tasyrik).
(Dikutip dari : Jam’iul Fiqh, 3/576)
Keempat, perbanyak ibadah.
Ibadah saja dengan segala modelnya. Asal ada tuntutan dari Nabi shalallahu alaihi wa salam. Takbir, tahmid, tahlil, sedekah, membantu orang yang terkena musibah, tersenyum, dll.
Nabi menerangkan bahwa hari tasyrik adalah hari yang sangat istimewa di sisi Allah.
ﺇِﻥَّ ﺃَﻋْﻈَﻢَ ﺍﻷَﻳَّﺎﻡِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻳَﻮْﻡُ ﺍﻟﻨَّﺤْﺮِ ﺛُﻢَّ ﻳَﻮْﻡُ ﺍﻟْﻘَﺮِّ
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala adalah hari Idul Adha dan yaumul Qarr (hari tasyriq).”
(HR. Abu Daud no. 1765, dishahihkan oleh Al-Albani)
Dan ibadah akan semakin besar kelipatan pahalanya, saat dilakukan di waktu yang mulia.
Wallahu a’lam bis shawab.
Demikian, semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc. (Pengajar PP. Hamalatulquran Yogyakarta)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/32293-amalan-di-hari-tasyrik-2.html